Postingan

Candu

Saya kira kata candu itu hanya untuk perokok, karena setiap hari melihat orang terdekat begitu candu dengan sesuatu yang berasap itu. Namun, saya justru yang kena candu sekarang. Candu apa? Candu hadir di Majelis ilmunya Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus. Jantung saya yang pernah dibedah ini memang sangat sensitif sama suara, terutama musik yang keras. Jika ke tempat hajatan yang ada musik organnya saya selalu menjauh. Membuat saya tidak menikmati acara. Jantung ini mudah berdebar kalau ada suara keras, bikin nafas jadi sesak dan ga ringan. Jangankan musik, orang teriak aja bikin jantung ini berdebar.  Hadir di sebuah pengajian yang ada qosidahnya itu sangat asing bagi saya. Kadang saya sengaja duduk dekat banget sama drum yang ditabuh oleh Tim Hadrohnya, karena mau cek jantung saya gimana responnya. Bahkan pernah saya duduk tepat di depan sound system yang besar saat Kajian Akbar Ustadzah Halimah di Islamic Center.  Alhamdulillah jantung saya awalnya memang kaget tapi lama-lama anteng j

Selfie? No More!

 Bismillahirrahmanirrahim  Saya paling suka selfie. Terutama sama orang-orang terdekat. Setiap momen, setiap ketemuan, selfie seolah jadi agenda wajib. Dan ada rasa kecewa saat tidak mudah mengajak pasangan untuk selfie. Sampai akhirnya, ada seseorang yang mengubah mindset saya banget soal Selfie. Siapakah dia? Guru saya, Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus. Di pengajian yang bertempat di rumah Eyang Yeni, Permata Hijau, Ustadzah menyampaikan. "Bu, tolong jaga apa yang selama ini saya jaga yaitu untuk tidak memfoto dan video, jadi tolong jangan foto dan video ke arah saya, jidah atau semua yang bercadar. Jika sudah terlanjur foto atau video tolong di hapus! Tapi tolong jangan hapus saya dari hati ibu! Insya Allah di akhirat kelak kita termasuk salah satu yang dinaungi Allah disaat tak ada satupun naungan selain naungannya Allah. Aamiin. Yaitu orang-orang yang saling mencintai karena Allah, berjumpa karena Allah dan berpisah karena Allah. Jadi tak perlu foto ya bu, boleh foto video tap

Adab Seorang Santri

  Bismillahirrahmanirrahim  Sungguh tidak mudah saat akan menuliskan tentang pertemuan hari ini. Pertemuan rutin di selasa ke-2 dengan agenda pembacaan Hadroh Basaudan sekaligus silaturahmi lebaran di rumah Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus. Kenapa tidak mudah? Karena saya merasa dijewer banget sama guru saya, Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus. Ustadzah menyampaikan semua itu sangat cepat sampai saya tak sempat menuliskannya, namun sudah tercatat dalam hati, perih sekali. Perih karena saya malu dan merasa bersalah.  Tapi tetap saja saya berusaha menuliskannya, agar menjadi pengingat saya selamanya. Agar cukup sudah sampai disini, sampai hari ini saja saya yang kemarin-kemarin dalam bersikap kepada guru harus diubah. Apa yang Ustadzah Ummu Muhammad sampaikan hari ini, saya jadikan titik kesadaran.  Memangnya apa sih yang ustadzah sampaikan?  Ustadzah menyampaikan jika hadir di Majelis Akbar Ustadzah Halimah Alaydrus, mau duduk di depan atau di belakang sama saja. Salaman atau tidak yang pe

Mau Bahagia Dunia Akhirat? Praktekan 3 Pesan Ustadzah Halimah Alaydrus ini!

Gambar
  Baru saja kemarin, saya merasa geer atas apa yang Ustadzah tulis dalam bukunya, bahwa rasa sayang beliau yang tertulis itu seolah beneran tertuju pada saya, eh hari ini justru di validasi oleh beliau bahwa beliau beneran sayang sama saya, sama kamu, sama kita semua yang hadir di Majelis ilmunya. Alhamdulillah senengnya.  Bismillahirrahmanirrahim, mari kita simak apa yang gurunda kita sampaikan hari ini.  Saya menyampaikan dari hati, dan saya menyampaikan atas nama cinta, saya berpesan karena saya sayang sama kamu. Kenapa saya sayang? Padahal nggak berharap apapun dari kamu, berharap didoakan pun tidak, walau kalau didoakan ya tidak apa-apa, walau jika tak didoakanpun tak akan menghalangi saya untuk mendoakanmu. Berharap dapat suara? Saya tidak nyalon partai, berharap dikasih uang? Alhamdulilah secara finansial sudah Allah cukupkan, sehingga saya tak harapkan apapun dari kamu. Lalu mengapa Ustadzah sayang banget sama saya, sama kita semua? Ustadzah kok saya merasa Ustadzah sayang sama

Cintai yang Kamu Miliki

Gambar
"Saya tak harus menjadi hujan deras membasahimu dari keringnya hari yang kau jalani, saya hanya berharap dapat menjadi gerimis membasahi bumi, yang kau rasakan sejuknya tanpa membuatmu berlari, membasahimu tanpa kamu sadari"  kutipan dalam kata pengantar salah satu buku Ustadzah Halimah Alaydrus. Saat membaca ini di bukunya, hati saya ko geer ya, berasa ditujukan ke saya gitu. Baiknya Ustadzah, pedulinya Ustadzah, sayangnya Ustadzah terasa banget ke hati. Rasa memang hanya bisa ditularkan oleh rasa. Tanpa disadari, Ustadzah Halimah sudah memenuhi hati saya.  Jumpa dengan yang di rindu sungguh sangat membahagiakan. Pagi ini di Grand Royal Residence, Allah rupanya menyiapkan tempat duduk terbaik. Dekat sekali, sehingga saya bisa menatap wajah Ustadzah dengan jelas. Alhamdulillah. Keajaiban ada bagi mereka yang percaya. Kemarin, Ustadzah menyampaikan bahwa godaan setan itu bukan melulu tentang ajakan tidak taat ibadah. Namun bisikan tentang “suami saya kok begitu ya, gak kaya su

Kamu Layak di Cinta

  Kamu layak dicinta Tentu saja Karena kamu adalah hamba Allah  Dan umatnya Nabi Muhammad Begitu Ustadzah Halimah Alaydrus menulis di Pagenya. Bagi saya ini adalah vitamin hati terdahsyat. Mekar hati saya bacanya, geer banget, besar hati karena cintanya Allah dan Nabi Muhammad. Saya baru menyadari, betul juga ya saya itu berharga loh, karena saya hamba dari Allah Sang Maha Kuasa, juga umat dari Nabi Muhammad, manusia paling Mulia di sisi Allah.  Rasa berharga ini bertambah-tambah lagi saat sharing dengan Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus tentang tulisan saya sebelumnya . Saya bertanya, “Ustadzah, di jantung itu ada sel induk dan menurut penelitian para dokter, itulah Nur Muhammad sehingga saat kita bershalawat, sel induk itu akan menyala karena bahagia, apakah ini valid?” Ustadzah, di tengah kesibukannya, begitu baik bikin saya bahagia aja dengan menjelaskan hal ini, membuat saya semakin cinta sama Nabi Muhammad. Di dalam kitab maulid juga Nabi Muhammad menyampaikan kepada Zabir "Wa

Ummu Muhammad Alaydrus, Guru Yang Menyejukan Hati sejak Awal Jumpa

Harapan untuk terus belajar kepada Ustadzah Halimah Alaydrus Allah kabulkan dengan cara yang sungguh ajaib.  Sore itu selepas bertemu Bu Laela yang pulang umroh bersama Ummi Aisyah, saya di telp eyang, mengingatkan jika sore ini ada syukuran 4 Bulan Kehamilan Mba Puspa. Sepupu saya. Saya pun pamit dan menuju rumahnya di Jl. Telepon. Sesampainya di rumah, saya langsung ikut salat ashar. Kemudian menunggu pengisi acara datang sambil makan kue-kue yang disediakan oleh tuan rumah, yaitu besannya eyang kami.  Beberapa menit kemudian, rombongan pun hadir, beliau masuk dengan memakai cadar, tapi menyapa kami satu demi satu, sangat ramah. Saya terus bertanya dalam hati, siapakah beliau?  Setelah dipastikan bahwa yang didalam rumah hanya ibu-ibu, beliau membuka cadarnya dan memulai acara. Masya Allah wajahnya sangat meneduhkan. Doa demi doa dilantunkan. Shalawat demi shalawat terus mengudara. Beliau memberi tausiyah juga terkait peristiwa 4 bulan di kandungan seorang ibu. Bahwa inilah saatnya A